Minggu, 04 Desember 2011

Posyandu Melati

Jumlah para lanjut usia (lansia) di Surabaya terus bertambah bersamaan meningkatnya angka harapan hidup. Keberadaan mereka nyaris berbanding lurus dengan jumlah bayi dibawah lima tahun (balita).

Kenyataan ini memunculkan konsekuensi perlunya penambahan jumlah pos pelayanan terpadu (posyandu), baik bagi lansia sekaligus balita. Targetnya, membuat lansia tetap bisa berguna, mandiri dan berkualitas, sedangkan balitanya makin tumbuh sehat. Penambahan jumlah posyandu menjadi program pemkot melalui masing-masing kecamatan maupun kelurahan.

Rungkut adalah salah satu kecamatan yang perlahan namun pasti terus menambah keberadaan, penyebaran posyandu. kecamatan Rungkut, kembali menambah jumlah posyandu di wilayah RT-01/RW-XIII Medayu Utara Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut.

"Posyandu lansia dan balita ini memberikan pelayanan sebulan sekali tiap Kamis minggu kedua. Petugas Puskesmas kecamatan dilibatkan di dalamnya," ujar ketua peresmian Posyandu Melati XIII Ismiarsih, Kamis (01/12/2011).

Ketua Penggerak PKK Kecamatan Rungkut Elok Oktarina menambahkan, keberadaan posyandu juga diharapkan menjadi wadah kegiatan sosial. Utamanya bagi lansia yang tergabung dalam Karang Wreda agar tetap bisa berkontribusi kendati sebatas saran.

Ketua Karang Wreda Kecamatan Rungkut Slamet Sastro Amidjojo menyanggupi upaya pembangunan gedung posyandu sebagaimana harapan lurah.

Terpisah, Kabid Organisasi dan Swadaya Sosial dari Dinas Sosial Surabaya Sudjatmoko menambahkan, jumlah lansia sebagaimana data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil terakhir ada 287.166 jiwa. Jumlah itu berpotensi bertambah seiring makin tingginya usia harapan hidup yang mencapai 71 tahun bagi wanita dan 69 tahun bagi pria. "Lansia tersebar di 31 kecamatan. Jumlah terbanyak ada di Kecamatan Tambaksari yang mencapai 34.462 jiwa, disusul Kecamatan Sawahan 34.448 jiwa," bebernya.

Untuk memberdayakan lansia, Dinsos kerapkali menggelar pelatihan. Targetnya lansia memiliki ketrampilan sehingga memiliki kualitas hidup dan tidak membebani keluarga. Jenis pelatihan sesuai permintaan lansia, seperti ketrampilan membuat jamu, roti, sari kedelai dan lainnya. (sumber : http://www.beritajatim.com/ )